HandPhone (HP) sudah menjadi kebutuhan primer tiap individu. Dari tukang becak hingga pejabat pemerintahan. Akan lebih baik jika pergi meninggalkan dompet di rumah daripada HP yang terlupa. Alat komunikasi yang satu ini sudah menjadi oksigen penting untuk manusia. Bagaimana tidak? HP bias mendekatkan yang jauh, walau bermil-mil jarak yang membentang. Bentuknya yang kecil, membuatnya mudah dibawa kemana-mana. Dari harga yang murah sampai yang mahal ada varianya tersendiri, tergantung budget yang kita punya. HP benda yang sangat praktis. Semakin mewabahnya HP, operator selulerpun tak mau ketinggalan dalam bisnis ini, mereka berlomba-lomba memberikan service terbaik dengan harga yang menarik.
Saking primernya HP, ia sudah menggantikan posisi aktifitas sosial manusia secara langsung (read: Interaksi). Misalnya hal yang pernah saya temui ketika di warung makan, tiga orang kawan yang duduk dimeja belakang saya, sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka asyik dengan HP mereka sendiri, saling berdiam diri tanpa mengacuhkan satu sama lainnya. Herusnya jika HP tak ada di tangan, mereka bisa saling bertukar kabar, tapi itulah yang terjadi, HP sudah menggantikan aktifitas sosial ini.
Kalau hal diatas kerap terjadi dalam berbagai aktifitas, masih bisalah kita maklumi. Tapi lain halnya dengan saat kita beribadah, sholat. Tinggalkanlah sejenak HP itu, toh kita kemana-mana sudah membawa dia. Saat tidurpun dia ada disamping kita. Keluarkan HP dari saku celana atau baju kita ketika kita sholat. Jauhkan dari pandangan kita. Berapa lamasih kita sholat? Sebentar saja tinggalkan HP. HP akan merusak fokus kita saat beribadah dengan getar yang ditimbulkan apalagi saat ia berbunyi. Niatkan hati kita untuk beribadah, berkomunikasi dengan sang pencipta. Allah tidak perlu HP ketika kita berkomunikasi dengannya, tapi hanya perlu niat yang tulus ikhlas dan bersih
NIFI SYAFA 